Aep Saepul Uyun, Ilmuwan di Balik Inovasi Energi Berkelanjutan

Di dunia yang serba cepat, seringkali kita terlena dengan kemajuan yang tampaknya menguntungkan, padahal di balik itu, ada ancaman yang mengintai. Salah satunya adalah energi. Energi adalah darah bagi roda kehidupan kita, tetapi darah itu juga bisa menjadi racun jika kita tidak hati-hati mengelolanya. Di tengah kebingungan dan ketergantungan kita pada energi fosil yang makin menipis, ada seorang pria yang tekadnya begitu kuat untuk mengubah arah—Dr. Aep Saepul Uyun.
Bekerja di Universitas Darma Persada sebagai Kepala Program Studi Energi Terbarukan, Dr. Aep adalah contoh nyata dari orang yang tak hanya berbicara soal masa depan, tetapi juga berusaha meraihnya dengan tangan sendiri.
Tidak hanya di ruang kuliah, ia mengabdikan dirinya untuk penelitian yang bisa mengubah wajah energi Indonesia ke arah yang lebih hijau dan berkelanjutan. Semua itu, dimulai dari perjalanan panjangnya yang tidak hanya sebatas menuntut ilmu, tetapi juga menggali pemahaman yang lebih dalam tentang tantangan besar yang ada di depan mata.
Dimulai dari Universitas Pertanian Bogor (IPB), Dr. Aep memulai langkah kecilnya. Pada tahun 2000, ia meraih gelar Sarjana Teknik Pertanian. Tetapi, ketika dia mulai menyelami dunia energi, ia tahu bahwa tantangannya tidak bisa diselesaikan dengan pengetahuan dasar saja.
Dia ingin melihat dunia yang lebih luas, jadi ke Jepang lah dia pergi, meneruskan studi di Tokyo University of Agriculture and Technology. Di sana, dia tidak hanya meraih gelar Master pada 2007, tetapi juga berhasil meraih gelar Doktor pada 2009 dengan spesialisasi konversi energi.
Begitu kembali ke tanah air, Dr. Aep mulai menebarkan benih-benih pengetahuan yang ia bawa dari Jepang. Tidak hanya mengajar, tetapi dia juga membuka cakrawala bagi para mahasiswa untuk melihat potensi besar energi terbarukan di Indonesia.
Salah satu hasil pemikirannya yang paling menarik adalah Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). Bayangkan ini—menggunakan perbedaan suhu antara permukaan laut yang panas dan kedalaman laut yang dingin untuk menghasilkan energi. Di negara kepulauan seperti Indonesia, teknologi ini bisa menjadi kunci untuk menciptakan ketahanan energi yang lebih mandiri.
Tentu, pengembangan OTEC bukanlah hal yang mudah. Biaya yang mahal dan tantangan teknis lainnya menjadi batu sandungan. Namun, Dr. Aep tidak mudah menyerah. Ia terus berusaha, terus mencari cara agar teknologi ini dapat diterapkan di Indonesia. Karena, baginya, inilah yang dibutuhkan Indonesia: cara-cara baru untuk mengelola sumber daya alam yang melimpah ini dengan bijak.
Tapi Dr. Aep tidak hanya terfokus pada OTEC. Dia juga menggagas proyek-proyek yang menyentuh kehidupan masyarakat langsung, seperti penggunaan energi surya dan biomassa untuk sektor perikanan. Sektor yang sangat bergantung pada alam ini, kini dihadapkan pada kenyataan bahwa energi fosil yang mereka andalkan semakin mahal dan terbatas. Inilah saatnya untuk berpikir lebih cerdas, mengubah paradigma, dan menemukan solusi yang lebih berkelanjutan.
Kerja keras Dr. Aep juga membawa hasil. Dia terlibat dalam proyek SEADI-USAID yang fokus pada pengembangan energi terbarukan di desa-desa Indonesia. Sebuah ide sederhana, tetapi sangat penting—bagaimana agar energi terbarukan dapat diakses oleh masyarakat pedesaan dengan harga yang terjangkau, tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan.
Namun, apa yang membuat Dr. Aep begitu istimewa bukan hanya apa yang ia lakukan di dunia akademis dan penelitian. Yang lebih penting adalah sikapnya—dia tidak pernah berhenti berusaha untuk membuat perbedaan. Ia mengedukasi masyarakat, menjalin kerja sama internasional, dan memimpin dengan contoh. Ketika orang-orang berbicara tentang energi, dia bukan hanya berbicara teori. Dia hidup dengan itu. Ia menunjukkan bahwa energi terbarukan bukan sekadar impian, melainkan solusi yang bisa diwujudkan.
Dan itulah mengapa Dr. Aep bukan hanya seorang akademisi. Ia adalah agen perubahan yang tak pernah berhenti berjuang. Ia ingin memastikan bahwa Indonesia—dengan segala potensi energi terbarukannya—akan menjadi negara yang tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga peduli pada bumi dan masa depan. Semoga, Indonesia bisa menjadi contoh bagi dunia tentang bagaimana memanfaatkan energi dengan bijak, demi masa depan yang lebih hijau. (*)