Pendanaan Energi 2025: Fokus Eropa, Penurunan di AS

terbarukan.com – Memasuki akhir Januari 2025, refleksi atas tren tahun lalu menjadi penting untuk memprediksi apa yang akan terjadi tahun ini. Tahun 2024 ditandai dengan penurunan pendanaan korporasi di sektor energi AS, namun 2025 membawa harapan baru dengan proyeksi investasi besar dari utilitas Eropa.
Perlambatan Pendanaan Energi di AS
Menurut laporan Mercom Capital Group dan PitchBook, pendanaan korporasi di sektor energi AS pada 2024 mengalami perlambatan. Meski pendanaan untuk segmen penyimpanan energi meningkat 5% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi $19,9 miliar dalam 116 kesepakatan, pendanaan modal ventura justru turun tajam sebesar 60%. Pada 2024, pendanaan modal ventura tercatat hanya $3,7 miliar dalam 84 kesepakatan, dibandingkan $9,2 miliar pada 2023.
Pendanaan untuk sektor jaringan pintar juga menurun 27% menjadi $2,4 miliar dalam 67 kesepakatan, dibandingkan $3,3 miliar pada 2023. Hal serupa terjadi di sektor energi surya, di mana total pendanaan korporasi turun 24% menjadi $26,3 miliar dalam 157 kesepakatan, dibandingkan $34,4 miliar pada 2023.
PitchBook mencatat bahwa aktivitas pendanaan tahap akhir mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut. Namun, laporan tersebut menyebutkan tanda-tanda pemulihan pada 2025, didorong oleh kesepakatan besar dalam teknologi iklim dan kecerdasan buatan (AI). Dari total $74,6 miliar dalam kesepakatan teknologi iklim pada kuartal IV 2024, 43,2% berasal dari lima kesepakatan terbesar, termasuk Databricks, OpenAI, dan Waymo.
Eropa Siap Genjot Investasi Energi Terbarukan
Berbeda dengan AS, Eropa menunjukkan optimisme dengan proyeksi investasi besar dalam energi terbarukan. Think tank ekonomi ING melaporkan bahwa utilitas Eropa akan menginvestasikan sekitar €160 miliar ($167,3 miliar) pada 2025 untuk transisi ke energi terbarukan serta modernisasi jaringan.
Beberapa utilitas besar Eropa telah mengumumkan rencana investasi signifikan. Iberdrola, misalnya, berencana menginvestasikan €12 miliar ($12,6 miliar) pada 2025 sebagai bagian dari target €150 miliar ($157,4 miliar) antara 2024-2030. Fokus utamanya adalah proyek tenaga angin lepas pantai dan surya. Enel, utilitas asal Italia, akan menggelontorkan lebih dari €11 miliar ($11,5 miliar) pada 2025 untuk energi terbarukan, modernisasi jaringan, dan digitalisasi.
EDF asal Prancis menetapkan anggaran €22 miliar ($23,1 miliar) pada 2025, dengan fokus pada energi terbarukan dan nuklir untuk memastikan pasokan energi rendah karbon. Sementara itu, Engie menargetkan kapasitas terbarukan mencapai 95GW pada 2030, dengan investasi tahunan sebesar €10 miliar ($10,5 miliar) hingga 2030.
ING mencatat, setengah dari total investasi utilitas Eropa akan dialokasikan untuk energi terbarukan, sementara 30% untuk infrastruktur jaringan. Pada 2018, investasi ke energi terbarukan hanya mencakup 33% dari belanja modal utilitas, menunjukkan perubahan signifikan dalam prioritas.
Perspektif 2025: Eropa dan AS
Perbedaan tren pendanaan energi di AS dan Eropa mencerminkan dinamika yang menarik untuk tahun ini. Dengan fokus Eropa pada daya saing dan transisi hijau, serta tantangan geopolitik dan ekonomi di AS, industri energi global memasuki fase yang penuh peluang dan tantangan.
Pantau terus perkembangan energi sepanjang 2025 untuk melihat bagaimana tren ini memengaruhi ekonomi dan transisi energi global. (*)
*Artikel ini dikutip dari smart-energy.com