Revolusi Bangunan Hijau: Peluang Pasar $1,8 Triliun di 2030

Revolusi Bangunan Hijau: Peluang Pasar $1,8 Triliun di 2030
ilustrasi bangunan hijau

terbarukan.com – Laporan terbaru dari World Economic Forum (WEF) menyoroti potensi besar bangunan hijau dalam mendukung target global net zero pada 2050. Bangunan hijau tidak hanya menawarkan solusi dekarbonisasi tetapi juga menciptakan peluang pasar global sebesar $1,8 triliun pada 2030.

Bangunan sebagai Penyumbang Emisi Utama

Saat ini, bangunan menyumbang lebih dari sepertiga emisi karbon global, menjadikannya sasaran utama dalam upaya dekarbonisasi. Langkah-langkah efisiensi energi, penerapan sumber energi terbarukan seperti panel surya atap, dan pengelolaan energi yang terintegrasi menjadi strategi utama untuk bangunan eksisting. Sementara itu, bangunan baru memiliki potensi besar untuk menerapkan solusi hijau sejak tahap desain hingga konstruksi.

Karakteristik Bangunan Hijau

Menurut WEF, bangunan hijau harus mencakup siklus hidup lengkap, mulai dari perencanaan hingga akhir masa pakai. Ada empat karakteristik utama:

  1. Net Zero dan Material Sirkular: Penggunaan material berkelanjutan, energi terbarukan, dan efisiensi energi yang tinggi.
  2. Ramah Lingkungan: Integrasi elemen berbasis alam seperti atap hijau, panen air hujan, dan manajemen air hujan.
  3. Tahan Iklim: Kemampuan beradaptasi terhadap risiko iklim ekstrem.
  4. Mendukung Kesejahteraan: Fokus pada kenyamanan fisik dan mental, akses fasilitas umum, dan konektivitas transportasi.

Tuas Pengurangan CO2

Laporan ini mengidentifikasi berbagai solusi yang dapat mengurangi emisi hingga 80% jika diterapkan secara efektif. Solusi ini meliputi:

  • Penyediaan energi hijau.
  • Daur ulang material.
  • Dekarbonisasi material tradisional.
  • Peningkatan sistem pemanas dan pendingin.
  • Manajemen energi terintegrasi.
  • Penggunaan material berkelanjutan.
  • Desain yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya.

Potensi ini tidak hanya mengurangi emisi tetapi juga memberikan nilai ekonomi besar bagi sektor bangunan melalui pertumbuhan pasar baru dan diferensiasi produk.

Peran Rantai Pasok dan Teknologi

Baca juga:  Cyberattack Skala Besar Guncang DeepSeek, Apa Dampaknya?

Untuk mewujudkan visi bangunan hijau, diperlukan kolaborasi kuat dalam rantai pasok. Laporan WEF merekomendasikan empat langkah utama:

  1. Menyelaraskan standar global untuk bangunan hijau.
  2. Meluncurkan proyek percontohan untuk meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan.
  3. Mengembangkan kebijakan dan insentif yang efektif untuk menutupi biaya tambahan.
  4. Mendorong inovasi teknologi melalui kolaborasi dengan komunitas start-up.

Penggunaan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan material biomassa dapat mempercepat transformasi sektor ini.

China: Pemain Kunci di Pasar Bangunan Hijau

Sebagai produsen lebih dari separuh baja dan beton dunia, China memiliki peran besar dalam revolusi bangunan hijau. Dengan kapasitas konstruksi yang besar, China mampu mengintegrasikan solusi hijau pada skala global.

Kesimpulan

“Revolusi bangunan hijau adalah peluang pertumbuhan baru bagi sektor konstruksi. Mencapai net zero, mendukung keberlanjutan, dan memperkuat kesejahteraan komunitas akan menjadi standar baru kompetisi,” ujar Gim Huay Neo, Managing Director WEF.

Bangunan hijau tidak hanya menjadi solusi lingkungan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang luar biasa. Kolaborasi global dan inovasi teknologi menjadi kunci untuk mewujudkan visi ini. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *