Swasembada Energi dengan IoT

Swasembada Energi dengan IoT
Ilustrasi (generate image: Dall-E)

JIKA Anda berjalan-jalan ke sebuah pabrik, Anda mungkin akan terkesan dengan besarnya mesin yang berputar, bunyi berdecit, dan pemandangan ribuan karyawan yang bekerja keras. Namun, ada satu hal yang mungkin tidak terlihat dengan jelas—energi.

Di balik semua mesin yang berputar itu, ada penggunaan energi yang sangat besar. Setiap detik, setiap menit, energi itu digunakan untuk menggerakkan pabrik, dari mesin pemanas hingga lampu yang menerangi seluruh ruangan. Energi adalah darah bagi pabrik-pabrik itu. Tanpa energi, semuanya akan berhenti.

Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua energi digunakan dengan bijak? Seperti halnya mesin yang boros, pabrik-pabrik kita juga seringkali tidak efisien dalam mengelola energi.

Bayangkan, betapa banyak energi yang terbuang sia-sia hanya karena kita tidak bisa memantau dan mengelolanya dengan baik. Sebagai contoh, mesin yang seharusnya dimatikan saat tidak digunakan, malah tetap hidup. Lampu yang tidak perlu, tetap menyala. Ini bukan hanya pemborosan, tetapi juga masalah besar bagi kita semua.

Saya ingin bercerita tentang solusi yang mulai banyak digunakan di dunia industri—solusi yang bisa membawa kita ke era baru pengelolaan energi yang lebih cerdas dan efisien. Ini adalah teknologi Internet of Things (IoT).

Teknologi ini bukan lagi barang baru, tetapi sekarang, ia mulai menjadi sebuah kebutuhan. IoT adalah tentang menghubungkan perangkat-perangkat pintar yang dapat saling berbicara satu sama lain. Perangkat-perangkat ini mampu mengumpulkan data secara real-time, memberikan laporan, bahkan mengubah pengaturan secara otomatis untuk menghemat energi. Ibaratnya, IoT adalah mata dan telinga bagi sistem energi di pabrik Anda.

IoT: Mata Elang yang Mengawasi

IoT itu seperti seorang penjaga yang tidak pernah tidur—selalu waspada dan siap melaporkan jika ada yang salah. Saat pabrik Anda berjalan, IoT akan mengawasi penggunaan energi di setiap sudutnya.

Mesin yang berjalan terlalu lama, lampu yang terus menyala meskipun tidak ada orang, atau pendingin yang beroperasi pada suhu yang tidak perlu—semua itu akan terdeteksi.

Baca juga:  UNEP dan IEA Percepat Digitalisasi Energi dan Pertanian di Afrika dengan 3DEN

Dengan begitu, kita bisa segera mengambil tindakan yang diperlukan, mengganti pengaturan atau mematikan perangkat yang tidak perlu.

Contoh sederhana adalah ketika mesin pemanas atau pendingin hanya dioperasikan di ruangan yang memang memerlukannya. Jika suhu sudah cukup nyaman, IoT akan mengatur suhu secara otomatis, bahkan mematikan sistem tersebut ketika tidak ada aktivitas di ruangan.

Tanpa IoT, hal-hal seperti ini seringkali terlewatkan. Dan apa akibatnya? Pemborosan energi yang akhirnya berujung pada pemborosan biaya.

Memulai dari Sekarang

Saat ini, dunia sudah bergerak cepat. Teknologi IoT telah digunakan oleh banyak perusahaan besar untuk mengelola energi mereka dengan lebih efisien.

Perusahaan-perusahaan seperti Siemens, General Electric, dan Cisco sudah mengimplementasikan teknologi ini dalam sistem manajemen energi mereka.

Mereka memanfaatkan IoT untuk memantau konsumsi energi di seluruh fasilitas mereka secara real-time, mengidentifikasi pemborosan, dan mengoptimalkan penggunaan energi di seluruh sistem. Hasilnya? Penghematan energi yang signifikan, dan yang terpenting, penghematan biaya yang besar.

Namun, ada yang lebih penting dari sekadar penghematan biaya—yakni, keberlanjutan. Di dunia yang semakin peduli terhadap isu perubahan iklim, keberlanjutan menjadi isu yang sangat krusial.

Mengurangi pemborosan energi berarti mengurangi jejak karbon. Teknologi IoT dapat membantu pabrik-pabrik kita untuk memenuhi standar keberlanjutan yang semakin ketat, yang menjadi tuntutan pasar dan peraturan pemerintah.

Dan di sinilah kebijakan energi nasional Indonesia memiliki relevansi yang sangat kuat. Dalam Butir 2 dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang memaparkan tentang pentingnya swasembada energi untuk memperkuat ketahanan nasional, kita bisa melihat bahwa tujuan besar negara ini terkait erat dengan teknologi yang mendorong efisiensi dan konservasi energi.

Pemerintah Indonesia, melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, telah menetapkan dasar yang kuat untuk pengelolaan energi yang adil, berkelanjutan, dan rasional. Teknologi seperti IoT seharusnya menjadi alat utama dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Pemerintah juga mengamanatkan dalam UU Energi bahwa pengelolaan energi harus dilakukan dengan cara yang terintegrasi dan berkelanjutan, yang sesuai dengan prinsip yang diusung oleh teknologi IoT—yakni pemantauan dan pengelolaan energi secara real-time.

Baca juga:  Studi Terbaru: Ekosistem Gambut dan Mangrove Mampu Reduksi 770 MtCO2e!

Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi bahkan mengarah pada pengurangan ambang batas konsumsi energi dan pengembangan usaha jasa konservasi energi.

Semua ini adalah langkah yang mendukung keberlanjutan energi dan efisiensi yang dapat tercapai melalui teknologi seperti IoT.

Tantangan Biaya dan Infrastruktur

Namun, saya paham betul bahwa perjalanan menuju era baru ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Seperti biasa, setiap solusi pasti memiliki tantangannya sendiri.

Biaya investasi awal untuk mengimplementasikan teknologi IoT ini memang cukup tinggi. Tidak hanya perangkat keras yang dibutuhkan, tetapi juga infrastruktur yang mendukung—seperti jaringan internet yang cepat dan stabil—juga harus tersedia.

Inilah tantangan yang harus kita hadapi bersama. Saya tahu banyak perusahaan, terutama yang kecil dan menengah, mungkin merasa takut akan biaya yang harus dikeluarkan. Tapi izinkan saya memberi sedikit gambaran: biaya besar di awal bisa saja menjadi keuntungan yang lebih besar di masa depan.

Bayangkan, Anda mengeluarkan sejumlah dana untuk membeli perangkat IoT, tetapi dalam beberapa tahun ke depan, Anda akan merasakan penghematan biaya energi yang sangat signifikan. Tidak hanya itu, Anda juga akan lebih mudah memenuhi regulasi yang semakin ketat tentang efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon.

Untuk itu, saya rasa peran pemerintah di sini sangat penting. Pemerintah bisa memberikan insentif bagi perusahaan-perusahaan yang ingin mengadopsi teknologi ini.

Misalnya, melalui subsidi atau program pendanaan yang meringankan beban investasi awal. Dengan begitu, perusahaan tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi tantangan ini.

Solusi di Tengah Tantangan

Selain masalah biaya, ada satu tantangan lagi yang tak kalah penting: keamanan data. Menggunakan teknologi IoT artinya kita harus mengandalkan data yang sangat besar dan terhubung melalui jaringan internet. Apa yang terjadi jika data ini jatuh ke tangan yang salah? Tentu saja, ini adalah risiko yang harus kita perhitungkan dengan sangat serius.

Baca juga:  Dari Kampus ke Geothermal: Kisah Inspiratif Riki F. Ibrahim

Namun, saya yakin dengan kemajuan teknologi keamanan siber saat ini, kita bisa mengatasi tantangan ini. Enkripsi data, pemantauan keamanan secara berkala, serta penggunaan sistem keamanan yang kuat akan menjaga data kita tetap aman.

Sama seperti Anda mengunci pintu rumah Anda untuk menjaga barang berharga, kita juga perlu mengunci sistem IoT agar tidak ada celah untuk ancaman yang datang.

Masa Depan Energi Indonesia

Mari kita berpikir tentang masa depan. Saya percaya bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang lebih efisien dalam hal energi. Dengan menggunakan teknologi IoT, kita tidak hanya akan menghemat energi, tetapi juga mempercepat transisi kita menuju energi terbarukan. Teknologi ini akan menjadi pilar utama dalam menciptakan ekosistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Saat ini, dunia sudah melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial dalam hal energi terbarukan. Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah—dari angin, matahari, hingga bioenergi.

Tetapi, kita juga harus belajar mengelola sumber daya ini dengan bijak. IoT adalah kunci untuk memastikan bahwa kita bisa memaksimalkan potensi ini tanpa merusak lingkungan atau memboroskan energi.

Dengan langkah kecil sekarang, kita bisa mencapai perubahan besar di masa depan. Indonesia, dengan semua tantangannya, juga memiliki peluang besar untuk memimpin dalam hal efisiensi energi dan keberlanjutan.

Tentu saja, ini semua sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memantapkan sistem energi nasional sebagai bagian dari swasembada energi yang lebih besar.

Teknologi IoT bukan hanya solusi masa depan, tetapi sudah saatnya untuk mulai kita terapkan, demi menciptakan Indonesia yang lebih efisien, lebih mandiri, dan lebih berkelanjutan.

Dengan menggunakan teknologi ini, Indonesia tidak hanya akan berperan aktif dalam konservasi energi, tetapi juga menguatkan ketahanan energi nasional sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Energi. Mari kita wujudkan bersama, mulai hari ini. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *