Teknologi Baru untuk Mitigasi Risiko Thermal Runaway pada Baterai Lithium-Ion

Teknologi Baru untuk Mitigasi Risiko Thermal Runaway pada Baterai Lithium-Ion
Image credit: Cubic

terbarukan.com – Thermal runaway pada baterai lithium-ion menjadi salah satu perhatian kritis dalam keselamatan kendaraan listrik (EV). Untuk mengurangi risiko ini, diperlukan solusi pemantauan yang komprehensif guna memberikan peringatan dini sebagai langkah preventif terhadap potensi bahaya insiden thermal runaway.

Regulasi seperti UN GTR 20 dan GB 38031:2020 mengharuskan adanya sinyal peringatan dini yang memberi waktu cukup (lima menit) bagi penumpang untuk melakukan evakuasi dari kendaraan berbahaya.

Dalam menghadapi risiko thermal runaway dan persyaratan regulasi ini, teknologi deteksi gas menjadi cara efektif untuk memberikan peringatan tepat waktu. Pada tahap awal thermal runaway, sejumlah gas berbahaya, seperti karbon dioksida (CO₂), karbon monoksida (CO), dan hidrogen (H₂), dilepaskan dari baterai lithium-ion. Teknologi deteksi gas memungkinkan pemantauan gas-gas ini secara dini, memungkinkan intervensi, evakuasi, dan langkah pengendalian untuk meminimalkan kerusakan dan memastikan keselamatan.

Solusi Sensor Gas Canggih dari Cubic

Sebagai produsen sensor gas dan analisis gas berkualitas tinggi dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Cubic mengembangkan teknologi sensor gas berbasis Non-Dispersive Infrared (NDIR) dan Micro-Electro-Mechanical Systems (MEMS). Perusahaan ini telah meluncurkan dua sensor gas terbaru untuk mendeteksi risiko thermal runaway pada baterai lithium-ion: ATRS-1016 dan ATRS-1012.

Cubic ATRS-1016 adalah sensor hidrogen berbasis MEMS yang dirancang untuk memantau kebocoran H₂ dan memberikan sinyal peringatan dini untuk mengaktifkan strategi alarm keselamatan. Dengan respons cepat, umur panjang, dan konsumsi daya rendah, sensor ini cocok untuk aplikasi pada thermal runaway baterai lithium-ion, sel bahan bakar hidrogen, dan penyimpanan energi hidrogen.

Cubic ATRS-1012 dirancang khusus untuk mendeteksi gas CO₂ dan H₂ yang dilepaskan dari baterai lithium-ion. Sensor ini memberikan sinyal peringatan dini kepada Sistem Manajemen Baterai (Battery Management System atau BMS), memungkinkan strategi alarm keselamatan diterapkan lebih awal. Dengan kombinasi teknologi NDIR dan TC, ATRS-1012 menawarkan keunggulan berupa respons cepat, pengukuran akurat, umur panjang, dan konsumsi daya yang efisien. Sensor ini dapat digunakan secara luas untuk kendaraan listrik berbasis baterai lithium-ion dan sistem penyimpanan energi.

Baca juga:  Dubai DEWA Integrasikan AI Generatif, Transformasi Digital Semakin Canggih

Meningkatkan Keselamatan dan Keandalan

Dengan teknologi canggih, Cubic ATRS-1016 dan ATRS-1012 memberikan solusi efektif untuk mendeteksi risiko thermal runaway sejak dini. Hal ini tidak hanya meningkatkan keselamatan kendaraan listrik tetapi juga membantu mencegah potensi bahaya dengan intervensi tepat waktu.

Sebagai inovator di bidang teknologi deteksi gas, Cubic terus berkomitmen untuk meningkatkan akurasi, efisiensi, dan keandalan sensornya. Dengan demikian, perusahaan ini mendukung terciptanya lingkungan berkendara yang lebih aman sekaligus memberdayakan industri otomotif untuk memenuhi permintaan yang dinamis. (*)

Untuk informasi lebih lanjut tentang teknologi sensor gas Cubic, kunjungi tautan berikut: Cubic Gas Sensor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *