Trump Hentikan ‘Green Deal’ dan Cabut Mandat Kendaraan Listrik: Deklarasi Darurat Energi

terbarukan.com – Mengutip dari smartenergy.com, Presiden Donald Trump yang baru saja dilantik menandatangani serangkaian perintah eksekutif yang mengakhiri program ‘Green Deal’ dan mencabut mandat kendaraan listrik (EV). Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya harga energi dan pengeluaran yang besar, yang diklaim sebagai penyebab utama krisis inflasi saat ini.
Trump menyatakan “darurat energi nasional” dan berjanji untuk mengisi cadangan minyak strategis negara. Dalam pidato pelantikannya yang mengusung tema “America First,” Trump berkata: “Kita memiliki sesuatu yang tidak dimiliki negara manufaktur lain… cadangan minyak dan gas terbesar di dunia, dan kita akan memanfaatkannya.”
Ia menegaskan bahwa sumber daya tersebut adalah “emas cair di bawah kaki kita yang akan membuat kita kaya,” serta menargetkan kebangkitan kembali sektor manufaktur Amerika Serikat.
Mengungkap Potensi Sumber Daya Alaska
Segera setelah pelantikan, Trump menandatangani perintah eksekutif bertajuk “Unleashing Alaska’s Extraordinary Resource Potential”. Kebijakan ini menjabarkan rencana eksplorasi minyak secara besar-besaran di wilayah tersebut.
Selain itu, Trump mencabut ‘Green Deal’ dan mandat EV, dengan alasan ingin “menyelamatkan industri otomotif kita” dan memenuhi janji kepada para pekerja pabrik mobil. “Dengan kebijakan ini, Anda dapat membeli mobil pilihan Anda,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa produksi mobil akan meningkat ke level yang belum pernah terpikirkan beberapa tahun lalu.
Kebijakan ini juga memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih berbagai alat energi, seperti kepala pancuran, toilet, mesin cuci, pencuci piring, dan lampu.
Mengakhiri Agenda Energi Hijau
‘Green Deal’ sebelumnya bertujuan untuk mencapai 100% energi terbarukan dalam sektor listrik dan transportasi paling lambat tahun 2030 serta dekarbonisasi penuh ekonomi pada tahun 2050. Namun, kebijakan tersebut kini dihentikan oleh Trump.
Selain mencabut Green Deal, Trump juga menandatangani perintah eksekutif lainnya, termasuk mengakhiri penyewaan lahan untuk proyek ladang angin besar, menggunakan semua sumber daya untuk membangun infrastruktur penting, dan menarik kembali AS dari Kesepakatan Iklim Paris—langkah yang sebelumnya juga diambil pada masa kepresidenan pertamanya di tahun 2017, namun dibatalkan oleh Presiden Joe Biden pada tahun 2021.
Kebijakan Trump ini diperkirakan akan membawa perubahan signifikan dalam lanskap energi dan lingkungan di Amerika Serikat. Bagaimana dampaknya bagi perekonomian dan masyarakat? Kita tunggu bersama perkembangannya. (***)